Hurt... #Bapak


Teringat lagunya Christina Aguilera yang hurt gara-gara liat Xfactor di RCTI. 
Tiap denger lagu ini, jadi teringat bapak saya..
 Ni videonya kalo yang belum liat, mengharukan... T_T  


Lyrics

Seems like it was yesterday when I saw your face
You told me how proud you were but I walked away
If only I knew what I know today

I would hold you in my arms
I would take the pain away
Thank you for all you've done
Forgive all your mistakes
There's nothing I wouldn't do
To hear your voice again
Sometimes I want to call you but I know you won't be there

I'm sorry for blaming you for everything I just couldn't do
And I've hurt myself by hurting you

Some days I feel broke inside but I won't admit
Sometimes I just want to hide 'cause it's you I miss
You know it's so hard to say goodbye when it comes to this

Would you tell me I was wrong?
Would you help me understand?
Are you looking down upon me?
Are you proud of who I am?
There's nothing I wouldn't do
To have just one more chance
To look into your eyes and see you looking back

I'm sorry for blaming you for everything I just couldn't do
And I've hurt myself
If I had just one more day, I would tell you how much that
I've missed you since you've been away

Oh, it's dangerous
It's so out of line to try to turn back time

I'm sorry for blaming you for everything I just couldn't do
And I've hurt iamyself

By hurting you
Kali ini, saya pengin menceritakan tentang salah satu kekasih saya didunia ini yaitu bapak saya. Saya sebenarnya kurang dekat dengan beliau, karena ketika kami kecil sampai besar bapak saya bekerja .. #yaiyalah...
Maksudnya bekerja tanpa mengenal waktu, full time..
Berangkat pagi, pulang malam, dan kadang sampai seminggu.. 
Beliau kerja di perusahaan transportasi yang melayani wisatawan mancanegara..
Jadi ketika beliau pulang, kami sudah tidur dan ketika bapak berangkat kami belum bangun..


Bapak bersama cucu pertama :)

Bapak saya bekerja karena tak lain untuk mencukupi kebutuhan kami, dari biaya makan, listik, dan pendidikan. Saya punya kakak laki-laki dan kakak perempuan. Alhamdulillah, ketiga anak bapak saya ini bisa melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi. Itu juga salah satu keinginan ibu saya yang berusaha keras agar kami semua bisa kuliah, dengan banyak sekali perjuangan yang kami rasakan hingga sampai tahap ini. Hidup sederhana dan harus menahan diri bila ingin sesuatu. 

Bapak selalu sholat 5 waktu dan ketika bulan ramadhan teman2 kerja bapak tidak puasa dengan alasan tidak kuat karena bekerja, tetapi bapak tetap berpuasa. 2 kewajiban agama ini yang selalu rutin dilakukan.

Suatu hari ketika bapak pulang kerja beliau merasakan jantungnya berdebar-debar dan keringat dingin. Ibu saya mengira bapak kecapaian atau masuk angin. Hari berikutnya, Bapak tidak merasakan sakit lagi dan berangkat kerja. Siang hari ketika saya dan kakak perempuan saya pulang dari kuliah, rumah sepi, ibu saya yang biasa dirumah tidak ada. Pada waktu itu kakak laki-laki saya  berada di Jerman. Kami bertanya-tanya tumben ibu saya tidak ada dirumah, lalu beberapa menit kemudian telepon dirumah berdering. Ibu saya menelpon, menyuruh saya dan kakak saya untuk segera ke RS Sardjito. Kami kaget, siapa yang sakit?

Ternyata, ketika sampai di UGD, Ibu saya berbicara dengan bergetar, bahwa bapak saya sedang diperiksa oleh dokter. Dokter mmengatakan bahwa bapak saya terkena serangan jantung dan perlu masuk ICCU. saya, Ibu saya, dan kakak perempuan saya sedih mendengarnya, kok bisa? itukan penyakit orang kaya? bagaimana mungkin bapak saya terkena serangan jantung?? 

Saat itu kami tidak berkomentar apa-apa saat itu, syok dan bingung harus berbuat apa. Akhirnya, kami bertiga mengurus kamar yang akan ditempati bapak saya. Ibu saya bercerita saat bapak sedang bekerja hari itu beliau merasakan kembali debaran jantung yang cepat dan keringat dingin yang keluar, merasa tidak kuat bapak saya langsung ijin untuk pulang kerumah dengan naik motor menahan sakit. Sampai dirumah ibu saya langsung mengajak bapak saya ke RS Sardjito, langsung masuk UGD, dan menghubungi saya dan kakak saya yang berada dirumah. 

ICCU di Sardjito tidak memperbolehkan keluarga menunggu didalam, jadi ketika dokter menyarankan agar bapak saya tidak diganggu oleh keluarga kecuali hari berkunjung dan diminta istirahat penuh. Kami bertiga menunggu dilorong rumah sakit dan bertanya-tanya kenapa bapak saya bisa terkena penyakit seperti itu. Saat itu, yang saya pikirkan adalah jika bapak saya pergi dan tidak kembali lagi. Hati saya sakit sekali...  saya sms kakak saya yang berada di Jerman, dan pada saat itu juga kakak saya langsung menelpon kami, tak ada yang bisa berkata-kata saat itu, kami bertiga tak mampu berucap, satu kata keluar selalu bergetar dan tak tahan menahan air mata, tenggorokan sakit dan hati ini sesak sekali. Kami tertawa karena tak ada yang mampu bicara dan merasa konyol karena suara kami semua bergetar. Handphone hanya dilempar dari saya, ke ibu saya, dan kakak perempuan saya, tak ada yang mampu bicara, dan saat itu saya yang menguatkan diri dan berkata bahwa bapak sekarang sedang di ICCU. 

Ya.. Allah inikah ujian dariMu..
Jangan tinggalkan hamba sendiri..
Tutuplah jalan selain dariMU..
Pedih gelaplah tanpa hadirMu..

Bapak saya seseorang yang menyimpan semua pikirannya sendiri, dilain itu bapak saya adalah perokok aktif dan ketika bekerja selalu makan direstoran yang banyak mengandung kolesterol, hingga kurang menjaga kesehatan.Ibu saya sering sekali mengingatkan bapak saya untuk berhenti merokok, tetapi bapak saya tetap merokok mungkin karena pekerjaan yang berat sehingga rokok dapat meringgankan pikiran.

Kami sedang berlibur :D

Dokter menyarankan untuk  memasang ring pada pembuluh darah bapak saya yang artinya mengoperasi beliau. Kami takut sekali jika bapak saya dioperasi, kemungkinan dan resiko bisa terjadi jika operasi dilakukan. Kami memohon pada dokter untuk mencari solusi lain, Alhamdulillah dokter mempunyai solusi lain agar bapak saya tidak dioperasi. Dirawat beberapa hari dahulu dan melihat kondisinya. 
Bapak saya dirawat di ICCU kelas 2 dan didalamnya ada beberapa pasien yang hanya ditutup dengan sekat kain. Saat kami sedang menghibur bapak saya, ada seorang pasien perempuan yang sedang disuapi oleh suaminya dan tiba-tiba pasien itu sesak nafas dan kejang-kejang. Suaminya panik dan menangis dengan berteriak-teriak, lalu para perawat langsung menangani pasien tsb dan salah satu perawat menenangkan suami pasien tsb, menuntunnya untuk keluar ruangan dan menyuruhnya berdo'a. Kamipun ikut haru, takut dan diminta perawat untuk ikut keluar ruangan. Ibu saya khawatir pada bapak saya yang melihat suasana ini, mungkin beliau takut juga. Alhamdulillah ternyata pasien perempuan td bisa diselamatkan dan kondisinya kembali stabil.

Hari kehari kondisi bapak saya bertambah baik, banyak kerabat, tetangga, teman2 kerja bapak dan teman2 saya yang menjenguk bapak. Menguatkan, mendo'akan kami dan bapak untuk bersabar dan belajar dari segala yang terjadi. Dokter juga mengatakan kepada bapak saya untuk berhenti merokok jika ingin sembuh dari penyakit ini. Dokter mengatakan pada ibu saya agar menjaga pola makan, pikiran dan minum obat secara teratur, dan kurangi pekerjaan yang berat-berat. kata dokter jika terjadi lagi serangan jantung yang kedua bisa lebih berbahaya.

Akhirnya, bapak diperbolehkan pulang setelah 7 hari menjalani perawatan di ICCU. Selama beristirahat dirumah bapak minum obat, menghindari makanan yang menjadi pantangan, dan yang membuat saya salut bapak seketika berhenti merokok. Saya banyak menemui orang-orang yang ingin berhenti merokok tetapi sulit sekali tetapi saya melihat bapak saya yang dulunya perokok aktif seketika berhenti  merokok. Saya tidak tahu apakah itu mudah untuk bapak saya untuk berhenti merokok, tetapi yang saya lihat peringatan dari Allah yang mengena ini dapat menyadarkan kami. Bapak saya masih ingin bekerja dan beribadah kepada Allah agar lancar kelak di Akhirat.

Setelah benar-benar sehat bapak saya kembali bekerja, dan bersyukur sekali perusahaan mengerti akan kondisi bapak saya dan tidak memberikan jadwal keluar kota yang padat. 2 tahun setelah itu, umur bapak sudah masuk masa pensiun sebenarnya perusahaan masih mengijinkan bapak bekerja sebagai pegawai kontrak, tetapi bapak tetap ingin mengambil pensiun karena pada saat itu kakak perempuan saya sudah lulus dan bekerja, tanggungan anak yang masih kuliah hanya saya.
Setelah pensiun bapak saya rajin sekali sholat berjama'ah di Masjid dan bangun di malam hari untuk sholat tahajud. Setelah pensiun ternyata perjuangan menjadi lebih sulit, masalah baru datang dan mental kami yang saat ini diuji, tetapi masalah itu membawa keluarga kami lebih dekat dan peduli.

Hari ini, jam 14.30, Bapak saya yang jarang sekali menyampaikan perasaanya, mengatakan bahwa anak itu harus ingat perjuangan orang tua membesarkan mereka, anak itu lahir tidak langsung besar dan hidup ini penuh perjuangan, bapak bilang saat ini ingin beribadah agar jalannya kelak lancar. Beliau juga bersyukur karena melihat masa kini lebih baik dari masa lalu beliau. Bapak bicara bergetar dan memalingkan wajahnya, karena saya tahu kalau bapak melihat saya bisa-bisa air mata keluar. Saya terdiam, tak mampu berkata karena menahan agar tidak menangis. Sedih sekali, saat ini saya masih belum menjadi anak yang bisa diharapkan. T_T. Kata-kata itu menjadi pukulan buat saya untuk selalu memuliakan bapak dan ibu saya.    
 
Salah satu keinginan orang tua kepada anak adalah berbakti pada orang tua. Tidak ada anak yang menginginkan kedua orang tuanya tersakiti karena mereka. Saat ini saya hanya ingin memuliakan kedua orang tua. Menyenangkan hati mereka karena sesungguhnya merekalah kekasih kita di dunia ini. 
Bapak saya berjuang dari muda agar memiliki kehidupan yang lebih baik. Bapak saya adalah orang kampung yang merantau di Jogja dan menikah dengan Ibu saya. Ibu saya yang berjuang mempertaruhkan nyawanya ketika melahirkan kami dan Bapak saya yang juga berjuang, bekerja mempertaruhkan nyawanya demi kami pula, demi masa depan keluarga kami agar menjadi baik. Tolong ingatkan saya!!!

Ya Allah ijinkan kami memohon padaMu...
Berilah umur yang panjang kepada kedua Orang Tua kami, kesehatan bagi mereka, rezeki bagi mereka, ijinkanlah mereka melihat dan merasakan kebahagiaan pernikahan kami, anak-anak kami dan kesuksesan kami. Ijinkanlah kami membalas perjuangan mereka dan membahagiakan mereka di dunia dan di akhirat. 
amin :)

I Love you all

Komentar

Postingan Populer